Friday, 10 May 2013

Primordialisme konstruktif

Setiap tahun Universitas Hasanuddin mengadakan seleksi penerimaan mahasiswa baru, tiap saat itu pula takdir mempersatukan beberapa manusia  dalam satu angkatan. Secara teknis, mahasiswa  memiliki ikatan yang lebih erat kepada teman seangkatan jika dibandingkan dengan simpul di luar itu. Karena  bersama orang-orang pertama ini, dalam menyelami dunia baru (kampus) akan meninggalkan kesan yang sulit dilupakan. Intensitas interaksi sesama civitas akademika hampir 100% terjadi bersama teman angkatan.

Tiba saatnya musim Ospek, Pengkaderan atau Bina akrab , simpul tersebut kian erat. Entah mengapa hampir di semua Fakultas/Universitas , jargon senior kepada junior adalah “kekompakan”. Para maba pun disetting agar berpenampakan identik dengan sesama (Jurusan/Fakultas) dan pastinya berbeda dengan yang lain. Kata-kata semisal “Jangko tinggalkan temanmu, kompak ko cilaka” hingga sesuatu yang sedikit ekstrim jadi makanan hari-hari dalam pengumpulan. Bertubi-tubi mendapat “serangan telak” macam itu dalam sebuah kebersamaan adalah sesuatu. Dan sesuatu itu lah yang menyalakan api persatuan di dalam tubuh angkatan. Meski kadang saat api itu semakin besar dan tak terkontrol dapat menghanguskan sekelilingnya. 

Sangat banyak faktor saat kita membicarakan tentang angkatan. Belum lagi saat menyinggung masalah akademik, seperti kesamaan kuliah, tugas serta laporan . Tak ada gading yang tak retak, tak ada pula Coral yang aman dari Desease. Kebersamaan tingkat tinggi dalam simpul angkatan kerap mengkhilafkan kita pada indahnya KEMA secara keseluruhan. Banyak cerita para pendahulu yang mengatakan bahwa “sekat angkatan” akan ada di mana pun itu. Bak fenomena alami, kadang hal ini tenggelam dalam jalannnya roda organisasi. Kalau memang ini adalah sebuah masalah yang didiamkan, itu sama saja dengan menanam bom waktu dalam tubuh KEMA Kelautan. 

Berbagai langkah kerap dipikirkan walau hanya segelintir yang lolos eksekusi. Salah satunya adalah mengisi struktur pengurus lembaga dengan angkatan yang bervariasi. Mulai dari Ketua, Sekretaris hingga bendahara umum. Juga pada divisi/departemen serta unit kegiatan mahasiswa. Setelah melalui beberapa pertimbangan serta rembukan wacana, salah satu jalan keluar dari masalah ini adalah bergaul. Ayolah, Kelautan ini sangat kecil jika hanya bermain di tataran angkatan. Kalau memang ini adalah sebuah masalah, sangatlah bijak jika kita melihatnya dari sudut pandang yang lain. Dengan sedikit membalikkan logika, Kompaknya mahasiswa Kelautan saat ini dan mungkin juga dahulu itu berangkat dari kebersamaan angkatan. Angkatan diibaratkan sebagai pondasi, jika ia kuat maka kokoh lah bangunan (KEMA) itu.

Muh. Ihsan (Iccank)
Kelautan 09 ; Pengembangan Diri SEMA Kla UH 2012-2013 ;
Humas MSDC UH 2013-2014

0 comments :

Post a Comment