Menyambut Hari Nelayan Nasional 6 April 2013

Gaung Hari Nelayan setiap 6 April masih terdengar senyap, sesunyi perhatian negara terhadap nasib kaum nelayan. Sekian kalinya Hari Nelayan Nasional diperingati setiap tahun, selama itu pula nasib nelayan tak beranjak membaik.

Aksi Menyambut Hari Nelayan

sumber daya laut yang melimpah namun nasib nelayan kita belum sepenuhnya sejahtera" hanya sepenggal kalimat yang membuat puluhan mahasiswa dari Senat Mahasiswa Kelautan Universitas Hasanuddin turun ke jalan melakukan aksi unjuk rasa di bawah terik matahari depan pintu I Kampus Unhas.

In Memoriam Recky Gloria Randabunga

Hampir seluruh mahasiswa Kelautan Universitas Hasanuddin berpakaian hitam ke kampus Jumat 12 April 2013. tepat 1 tahun kepergian saudara kami "Recky Gloria Randabunga". .

Bermula di hampir 'NOL'

Perjalanan kelembagaan dalam kesehariannya adalah sebuah bentuk siklus tanggung jawab yang terus berputar dari awal sampai akhir dan kembali lagi ke alwal yang tentunya berdasarkan amanah konstitusi.

Cukur Bawah Laut Pertama di Indonesia

Minggu 13 januari 2013 tepatnya di perairan tanjung Bira kabupaten Bulukumba, Senat mahasiswa kelautan Universitas Hasanuddin bekerja sama Anda dive center, PNPM Parawisata Desa bira dan Marine Science diving Club Universitas Hasanuddin melaksanakan kegiatan unik yang tidak pernah dilaksankan di Indonesia.

Thursday, 24 January 2013

Bermula di Hampir 'NOL'

Penyerahan Berkas dari DEMA ke Ketua Senat

Perjalanan kelembagaan dalam kesehariannya adalah sebuah bentuk siklus tanggung jawab yang terus berputar dari awal sampai akhir dan kembali lagi ke alwal yang tentunya berdasarkan amanah konstitusi. Untuk itu diperlukan sebuah ruang guna dalam hal ini mengawali perjalanan generasi penerus kerja-kerja lembaga sebagai tahap awal memasuki jalan menuju amanah kelembagaan. Salah satu amanah kelembagaan Senat Mahasiswa Kelautan Universitas Hasanuddin melalui Dewan Mahasiswa Kelautan yang terpilih lewat Kongres yang merupakan ritual alami di setiap kepengurusan baru yang terbentuk adalah melantik secara resmi pengurus Senat Mahasiswa Kelautan Universitas Hasanuddin .



Pelantikan Pengurus merupakan instrument  kehidupan SEMA kelautan UH yang merupakan saat-saat yang sakral. Dalam konstitusi memang termaktub bahwa ketujuh huruf ini memegang mandat  tertinggi di antara segalanya. Lain lading lain belalang, begitu pula dengan kongres. Lain masa lain pula kongresnya, tentu saja esensi yang diharapkan juga berbeda. Berbeda dalam hal ini bukan berarti mutlak tak sama. Namun, bawalah hikmah sedetik yang lalu untuk memulai sedetik ke depan

Sambutan Ketua Umum
Kamis 23 Januari 2013 tepatnya di Koridor bersejarah Kelautan, puluhan Keluarga Mahasiswa Kelautan Universitas Hasanuddin dan mahasiswa lintas Fakultas Universitas Hasanuddin berkumpul dalam suatu acara sederhana dengan penuh semangat, yakni pelantikan Pengurus Senat Mahasiswa Kelautan Universitas Hasanuddin periode 2012-2012
Foto Bersama Setelah Acara Selesai
Dibawah nahkoda Nirwan, 35 pengurus  mengucap sumpah sakral untuk menjalankan roda organisasi secara sunguh-sunguh dan penuh tanggung jawab. Pelantikan yang mengusung tema “Bermula di Hampir Nol” dipenuhi sambutan-sambutan perlawan untuk birokrasi yang telah berusaha mematikan Senat Mahasiswa Kelautan.

Pelantikan ini bertujuan untuk Mengukuhkan Pengurus SEMA kelautan UH periode 2012-2013, Sebagai pembuktian akan eksistensi KEMA Kelautan UH, dan Sebagai ajang sosialisasi terhadap eksistensi & esensi SEMA kelautan UH. 

Tuesday, 15 January 2013

'Cukur Rambut Bawah Laut' pertama di Indonesia


Minggu 13 januari 2013 tepatnya di perairan tanjung Bira kabupaten Bulukumba, Senat mahasiswa kelautan Universitas Hasanuddin bekerja sama Anda dive center, PNPM Parawisata Desa bira dan Marine Science diving Club Universitas Hasanuddin melaksanakan kegiatan unik yang tidak pernah dilaksankan di Indonesia.

Kegiatan yang dilaksanakan adalah cukur rambut dibawah laut pertama di Indonesia.  Kegiatan cukur rambut ini dilakukan pada kelaman 10,6 Meter dengan melibatkan empat penyelam yang di cukur rambutnya dan dua orang penyelam yang mencukur.

Adapun nama-nama pelaku bersejarah ini adalah Nirwan,Muh.Aksan,Mochudo Eka prasetya dan Riski Latjdindung sebagai yang di cukur di dalam air yang semua semuanya adalah mahasiswa Ilmu Kelautan Universitas Hasanuddin. Sedangkan yang mencukur adalah Laode Hadi “Dive Guide anda dive center Bira dan Rizal dari Marine Science Diving Club Universitas Hasanuddin” . adapun nama yang terlibat di kegiatan ini Ulil Amri Amang, Mayang Sari Takdir, A.wirawan Amir dan A’di.

Pihak rekor muri Indonesia akan memasukkan dalam catatan buku rekor muri Indonesia sebagai Cukur rambut bawah laut yang pertama di Indonesia

Tim cukur rambut bawah laut mengusung tema ‘’ lebih baik cukur rambut dari pada cukur karang: kenali keindahan bawah laut dan mari jaga bersama keindahannya”.





Adapun tujuan kegiatan ini adalah mengkampanyekan kelestarian terumbu karang, kampanye bahwa laut bukan tempat sampah karena pada saat potongan rambut peserta langsung dimasukkan kedalam kantong plastik, dan sebagai ajang untuk mempromosikan keindahan bawah laut yang ada di Sulawesi selatan.

Friday, 11 January 2013

Senat Peduli Pulau Badi


Akibat cuaca buruk dan curah hujan yang  tinggi melanda sebagian besar daerah Provinsi Sulawesi Selatan mengakibatkan terjadinya banjir dan puting beliung dimana-mana.Ditengah banyaknya daerah yang terkena bencana alam, otomatis relawan akan kesulitan untuk menjangkau seluruh daerah yang terkena bencana alam.

Di pagi hari Senin 7 january 2013 kami mendapat kabar buruk dari rumah kedua kami pulau Badi Desa Mattirodeceng Kecamatan Liukang Tuppabiring Kabupaten Pangkep, bahwa malamnya sekitar jam 01.00 pulau di terjang  anging puting beliung

Untuk memastikan kabar tersebut kami menelpon salah seorang warga pulau Badi “Pak Sahir”  dan dia membenarkan adanya bencana tersebut. Dia juga menjelaskan bahwa kurang lebih 20 rumah  hancur dan tidak ada korban jiwa  akibat anging puting beliung

Setelah berkomunikasi dengan warga pulau kami pun melakukan pertemuan dengan keluarga mahasiswa Kelautan untuk mendiskusikan mengenai pembentukan tim Peduli Pulau Badi.
Setelah tim terbentuk, mereka langsung melakukan penggalangan dana dari mahasiswa kelautan dan civitas akademika Fakultas Ilmu kelautan dan perikanan. Penggalangan dana ini dilaksanakan dari siang sampai malam hari.

Kesokan harinya Selasa 8 januari 2013 tim Peduli Pulau Badi berangkat menuju Pulau Badi. Hanya dua mahasiswa yang berangkat, karena banyak anggota tim yang enggang berangkat karena perkiraan ombak yang masih besar.

Tim berangkat dari Senat Mahasiswa Kelautan menuju pelabuhan Paotere. Dengan menggunakan perahu kayu  ukuran kecil tim bersama warga pulau Badi berangkat dengan perasaan yang sangat khawatir akan terjangan ombak yang besar. Perkiraan cuaca sebelum keberangkatan menjadi kenyataan di tengah perjalanan, kami tak henti-hentinya di terjan ombak yang tingginya sampai 3 m. Perjalanan yang biasanya hanya di tempuh 1,5 jam menjadi 2 jam lebih.

Setelah melalui perjalanan yang ekstrim akhirnya kami dapat berlabuh di dermaga pulau Badi. Setelah kami sampai di Pulau, kami langsung berkunjung ke rumah yang terkena bencana. Kami disambut hangat oleh warga pulau karena belum adanya tim relawan yang ke pulau Badi setelah di hantam angin puting beliung.

Dibawah terik matahari kami pun ditemani warga pulau “pak Muhaji” menegelilingi pulau untuk melihat langsung semua kondisi rumah yang terkena bencana, melihat  kondisi warga yang terkena dampak puting beliung dan mencatat berapa jumlah rumah yang rusak.

Adapun hasil yang kami dapatkan akibat anging puting beliung ini jumlah rumah yang rusak 25 buah 4 diantaranya rusak parah. Tidak ada korban luka-luka dan warga yang rumahnya rusak terpaksa harus tinggal sementara di rumah sanak keluarga atau tetangga. Ada pula yang sebagian rumah yang rusak sudah diperbaiaki oleh warga sendiri.

Malam harinya kami, warga dan pemerintah setempat berdiskusi dan membuat data yang valid mengenai nama-nama korban yang rumahnya rusak akibat terjangan puting beliung. Kami pun telah sepakat dengan warga pulau untuk mencarikan mereka bantuan secepat mungkin seperti seng dan balok kayu.

Adapun bantuan yang kami bawa dari hasil penggalangan dana kami serahhkan ke esokan harinya (Rabu 9 Januari 2013) sebelum kepulangan kami ke Makassar untuk mencarikan bantuan fisik.