Tuesday, 19 February 2013

Upaya Penyelamatan Lumba-lumba yang kesasar di Sungai Tallo

Sirip Lumba-lumba yang kesasar di Sungai Tallo (baso hamdani)


Rabu malam 13 Februari 2013 kami mendapat kabar dari Baso Hamdani (Mahasiswa Kelautan Angkatan 2008) bahwa dia melihat seeokor mamalia laut yakni lumba-lumba tersesat di sungai Tallo  di sekitar delta lakkang. Baso pun berhasil mengabadikan gambar Lumba-lumba yang tersesat itu. Gambar Lumba-lumba yang tersesat itu pun di upload ke media sosial untuk sharing mengenai kejadian yang baru pertama kali terjadi di sungai Tallo. Menurut warga sekitar, lumba-lumba itu sudah terlihat  3 hari sebelum baso mengabadikan gambarnya.

Setelah mendapatkan kabar tersebut kami dari Senat Mahasiswa Kelautan langsung mempersiapkan diri dan membentuk tim untuk upaya penyelamatan Lumba-lumba yang kesasar di sungai. Seperti yang kami ketahui bahwa sungai merupakan bukan habitatnya karena salinitas (kadar garam) air laut dan air sungai jauh berbeda, ini dapat mengancam kematian bagi Lumba-lumba jika berada di sungai. 

Kamis 14 Februari 2013  tim sebernarnya sudah memastikan untuk melakukan survey langsung ke lapangan, tapi tersendat oleh cuaca yang sangat buruk sehingga memaksa kami untuk mengurungkan niat kami melakukan peninjauan. Tim memutuskan pencarian dilakukan keesokan harinya jika cuaca mulai membaik.

Jumat 15 februari 2013 mulai pagi hari sudah disambut dengan hujan keras dan anging kencang yang melanda Makassar. Tim baru bisa berangkat di sore harinya karena cuaca yang mulai membaik, tim yang beranggotakan 6 mahasiswa kelautan menyusuri sebagian sungai Tallo dengan perahu rakyat. Saat penelusuran kami tidak melitahat Lumba-lumba tersebut karena menurut warga posisinya berpindah-pindah. 

Tim memutuskan untuk singgah di Delta Lakkang untuk mengumpulkan informasi tentang keberadaan lumba-lumba yang kesasar dan tidak adanya kapal yang memadai untuk melakukan pencarian. Informasi dari seluruh warga yang kami tanya membenarkan adanya seekor  lumba-lumba yang berukuran kurang lebih 1 meter berenang di sekitar sungai. Salah seorang warga pun mengatakan hewan mamalia laut ini sudah terlihat lemas dan mengalami luka.
Sabtu 16 Januari kami pun melakukan pencarian karena kami telah mendapatkan bantuan pinjaman speedboat dari ketua Possi Sul-Sel untuk mempermudah pencarian. Pagi yang begitu cerah di jam 09 pagi tim berkumpul di Senat Mahasiswa Kelautan sebelum berangkat ke dermaga Kera-kera untuk menunggu speedboat. 

Setelah speedboat tiba di dermaga Kera-kera kami pun langsung menyusuri sungai Tallo untuk melakukan pencarian karena lagi-lagi Lumba-lumba itu terus berpindah tempat. Dalam pencarian kami pun mencari informasi ke seluruh nelayan yang melintasi sungai Tallo  mengenai posisi terakhir lumba-lumba itu.

Pencarian yang dilakukan selama 5 jam dan menelusuri sungai Tallo dari sekitar jembatan Jl. Perintis hingga ke muara sungai Tallo tim tidak menemukan Lumba-lumba tersesat yang rencananya akan digiring menuju laut sebagai habitat asilnya. Pencarian kami hentikan karena kami mendunga Lumba-lumba itu telah kembali ke laut karena jika mati maka pasti kami telah mendapat bangkainya.

Selasa 19 Februari 2013 kami memutuskan untuk menghentikan pencarian karena dari tanggal 17-18 februari menurut informasi warga lumba-lumba itu tidak terlihat lagi di sungai Tallo. Kami pun berharap jika hewan yang biasa berkoloni ini sudah menemukan teman-teman meraka di laut dengan kemampuan komunikasi lewat suara.

Tim (dok. Anca 08)

0 comments :

Post a Comment