Menyambut Hari Nelayan Nasional 6 April 2013

Gaung Hari Nelayan setiap 6 April masih terdengar senyap, sesunyi perhatian negara terhadap nasib kaum nelayan. Sekian kalinya Hari Nelayan Nasional diperingati setiap tahun, selama itu pula nasib nelayan tak beranjak membaik.

Aksi Menyambut Hari Nelayan

sumber daya laut yang melimpah namun nasib nelayan kita belum sepenuhnya sejahtera" hanya sepenggal kalimat yang membuat puluhan mahasiswa dari Senat Mahasiswa Kelautan Universitas Hasanuddin turun ke jalan melakukan aksi unjuk rasa di bawah terik matahari depan pintu I Kampus Unhas.

In Memoriam Recky Gloria Randabunga

Hampir seluruh mahasiswa Kelautan Universitas Hasanuddin berpakaian hitam ke kampus Jumat 12 April 2013. tepat 1 tahun kepergian saudara kami "Recky Gloria Randabunga". .

Bermula di hampir 'NOL'

Perjalanan kelembagaan dalam kesehariannya adalah sebuah bentuk siklus tanggung jawab yang terus berputar dari awal sampai akhir dan kembali lagi ke alwal yang tentunya berdasarkan amanah konstitusi.

Cukur Bawah Laut Pertama di Indonesia

Minggu 13 januari 2013 tepatnya di perairan tanjung Bira kabupaten Bulukumba, Senat mahasiswa kelautan Universitas Hasanuddin bekerja sama Anda dive center, PNPM Parawisata Desa bira dan Marine Science diving Club Universitas Hasanuddin melaksanakan kegiatan unik yang tidak pernah dilaksankan di Indonesia.

Thursday, 21 March 2013

Lesehan Koridor "Dasar-dasar Advokasi"


Kamis 21/3/13, Senat Mahasiswa Ilmu Kelautan Universitas Hasanuddin melaksanakan kegiatan yang berjudul “lesehan koridor”. Yang dibuka pada pukul 16.00 wita di koridor kelautan UNHAS.

Melihat kondisi koridor kelautan saat ini yang fungsinya hanya sebagai tempat online dan berkumpul tertawa, maka dari departemen pengembangan diri SEMA Kelautan unhas berinisiatif memfasilitasi mahasiswa kelautan agar koridor ini dapat termanfaatkan tidak hanya sebagai tempat berkumpul tapi juga sebagai tempat diskusi dan belajar.

Dengan mengusung tema “Make Everything Start Here”, diharap agar dapat menumbuhkan kembali gairah diskusi dan kajian dikalangan mahasiswa khususnya mahasiswa ilmu kelautan sendiri.  

Diskusi kali ini berbicara tentang dasar-dasar advokasi yang difasilitatori langsung oleh Rahmat Januar (Acong) dari Lingkar Advokasi Mahasiswa (LAW UNHAS). Acong, menegaskan bahwa akibat adanya dekadensi kelembagaan di Universitas Hasanuddin, menjadikan diskusi ataupun kajian-kajian menjadi barang langkah di “kampus merah” tercinta  kita ini.

Ditambah lagi besarnya intervensi pihak birokrasi kepada lembaga, mengakibatkan terbatasinya ruang gerak dan kreativitas mahasiswa sehingga menciptakan ketakutan untuk melakukan diskusi dan kajian-kajian seperti ini. “Syukurlah mahasiswa kelautan UNHAS punya semangat menghidupkan kembali diskusian seperti ini”, tutur Acong.

Perlunya berdikusi dan melakukan kajian antar sesama mahasiswa, khususnya berbicara advokasi, akan memberi pemahaman kepada kita akan pentingnya mengorganisir suatu masalah untuk kemudian dapat merubah kebijakan-kebijakan yang salah.

Pentingnya advokasi juga menjawab dan memberi solusi terkait adanya dekadensi kelembagaan dan intervensi yang dilakukan pihak birokrasi kepada lembaga mahasiswa yang ada di kampus merah Universitas Hasanuddin.
 “(Ali bin Abi Tholib R.A) Kebajikan yang tidak terorganisir akan dikalahkan oleh kejahatan yang terorganisir”, Acong menutup mesra diskusinya.

Wednesday, 20 March 2013

Selamat dan Sukses : Ancu, Anto, Dayat, Mufti, Rabuana, Haerul, Matte’, Dilla dan Lisda

Rabu 20 Maret 2012 asap mengepul di depan Senat Mahasiswa Kelautan di bawah terik sinar matahari yang cukup membuat kulit untuk mengeluarkan keringat. Puluhan ikan berjejeran di atas besi yang dibawahnya terhambur bara api. Puluhan keluarga mahasiswa lalu lalang sibuk menunggu ikan yang terpanggang di atas bara api, menyiapkan nasi, sayur, air minum dan piring.
Setelah bau ikan bakar tercium hingga koridor dan panggilan sumbang dari keluarga serentak 30-an keluarga mahasiswa berkumpul di atas panggung depan Senat di bawah baliho berukuran 3 X 4 meter dengan 9 gambar Keluarga Mahasiswa dengan tulisan selamat dan sukses atas gelar dan sarjananya.
Acara sederhana penyambutan 9 wisudawan/wisudawati Keluarga Mahasiswa Kelautan memang rutin dilakukan setiap adanya wisudawan. 






Kegiatan ini bertujuan sebagai ajang mempererat silaturahmi dan rasa syukur atas gelar Sarjana Kelautan (S.kel) buat 9 wisudawan/wisudawati Keluarga Mahasiswa Kelautan.

Friday, 8 March 2013

Coralia Study Club UNHAS Bedah Film “Blue Coral : Coral Seas Volume 6”

Kamis (7/3/13),bertempat di ruang rapat FIKP UNHAS lantai III, dengan simak mahasiswa ilmu kelautan menyaksikan film “Blue Coral : Coral Seas Volume 6” yang disuguhkan oleh Coralia Study Club UNHAS atau biasa di singkat CSC. Beberapa mahasiswa terkesima dan sedikit tegang dengan suasana ruangan yang redup dibantu efek suara dari film yang diputarkan. 
 
Kegiatan ini dimulai pada pukul 13.10 WITA dengan 22 peserta yang berasal dari mahasiswa ilmu kelautan sendiri dan salah seorang dosen ilmu kelautan yang juga sebagai pembina CSC. Bapak Syafyuddin Yusuf, ST,M.Si atau Pak Ipul sapaan akrabnya adalah salah satu dosen coralogy ilmu kelautan UNHAS yang menjadi fasilitator dalam bedah film ini.Bapak kelahiran Bima (1969) ini juga adalah bapak coral se-Indonesia timur, maka tak heran jika beliau dianggap sebagai orang yang sangat berkompeten menjadi pembicara pada kegiatan ini.
Pak Ipul lagi menjelaskan
Bedah film ini bertujuan untuk membuka mata kita terkaitperan karanguntuk kehidupan ekologi terlebih kepada mahasiswa ilmu kelautan yang memang akan berbicara banyak soal ini. Juga agar mahasiswa dapat tergerak secara konservasi guna keberlanjutan kehidupan organisme karang yang saat ini krisis ekologi.
 
“Bedah film ini adalah salah satu ajang untuk menumbuhkan jiwa laut untuk anak laut dalam terapan satu spesifikasi ilmu yang didalami di jurusan ilmu kelautan UNHAS”, ujar Tarsan, ketua CSC saat ditanyai.
 
Film ini menggambarkan bagaimana reproduksi, interaksi, kompetisi, predisi dan adaptasi baik karang maupun organisme lain yang berada disekitar terumbu karang.Dimana peran terumbu karang menjadi rumah dan tempat mencari makan bagi organisme lain mulai organisme mikro hingga organisme yang paling besar. Terumbu karang juga menjadi tembok penghalang yang mampu menahan derasnya ombak yang akan menghempas kepermukaan pesisir.
 
CSC sendiri merupakan organisasi ilmiah dibawah yang berorientasi pada karang. Dibentuk kembali pada tanggal 22/2/13 yang sempat vakum setelah pembentukan awalnya 7/10/2010 silam.
 
Meski organisasi ini belum teraktualisasi sepenuhnya, namun sudah terlihat jelas bahwa tujuan dari dibentuknya CSC ini akan sangat memengaruhi masa depan mahasiswa kelautan dan juga kehidupan karang tentunya.

Tuesday, 5 March 2013

DISKUSI DAN KORIDOR BUKU


Senin/selasa, tanggal 4-5 maret 2013, Senat Mahasiswa Kelautan Universitas Hasanuddin mengadakan Diskusi dan Bazar Buku yang di fasilitasi langsung oleh Departemen Advokasi dan Kajian Strategi. Diskusi kali ini mengangkat tema "Ada Apa Dengan Lembaga Kemahasiswaan Hari Ini" yang dilaksanakan pada hari senin tanggal 4 maret 2013 bertempat di Koridor Kelautan. Tema ini diangkat dengan tujuan untuk menyikapi kondisi Lembaga kemahasiswaan yang semakin hari semakin tidak jelas arah tujuan kemana, dan tentunya menyikapi geliat birokasi yang semakin terasa di lembaga kemahasiswaan.   

      Tahapan dari kegiatan ini adalah  pertama koridor buku kelautan yang berbarengan dengan akustikan , bekerja sama dengan Toko Buku Papirus, buku yang disediakan adalah buku umum. Tujuannya adalah menyediakan wadah bagi teman-teman untuk membaca, selama kegiatan ini jalan banyak teman-teman yang singgah, baik melihat, membaca dan membeli buku. Kedua yaitu  Diskusi dengan tema “Ada Apa dengan Lembaga Kemahasiswaan Hari Ini”, yang perlu ditahu kultur dari lahirnya sebuah lembaga adalah kebutuhan mahasiswa, bukan kebutuhan birokrasi, karena lembaga itu adalah Dari, Untuk Dan Oleh Mahasiswa. 

Suasana Diskusi
      Pemateri dalam diskusi ini adalah Muh, Maula razak angkatan 2007 dari fakultas ekonomi, hal pelik yang dihadapi dilembaga saat ini adalah kesadaran mahasiswa untuk berlembaga, tidak terkecuali terjadi disetiap Lembaga Kemahasiswaan. Pertanyaannya apakah lembaga sekarang tidak menarik lagi? Menurutnya ada beberpa hal yang mempengaruhi mahasiswa untuk berlembaga yaitu Hegemoni Karaokean, asyik dengan dunia maya ( facebook, twitteran ) dan disibukkan dengan  kerja tugas yang diberikan oleh dosen. 

      Terlepas dari itu intervensi yang dilakukan olek pihak birokrasi. Keberhasilan dari birokrasi adalah mematikan sebuah lembaga kemahasiswaan, yaitu dengan cara memberikan ancaman berupa skorsing dan D.O ( drop out ) ke pengurus lembaga. Kunci keberhasilan ini adalah adanya pertukaran informasi ( share ) yang dilakukan oleh birokrasi misalnya birokrasi fakultas A berhasil mematikan lembaga kemahasiswaanya, kemudian berbagi informasi ( share ) dengan birokrasi B beginilah yang saya lakukan terhadap lembaga kemahasiswaanku, itulah pola yang terjadi dibirokrasi saat ini. Sedangkan kekurangan dari Lembaga kemahasiswaan adalah kurangnya pertukaran informasi ( share ) disetiap lembaga kemahasiswaan, intinya Lembaga Kemahasiswaan sekarang tak lagi solid.

Monday, 4 March 2013

Lembaga Pendidikan Ataukah Lembaga Peradilan??


Dibilik Senat saya menulis, apa yang terjadi terhadap nasib kawan-kawanku, nota benenya adalah Mahasiswa yang harus duduk dibangku kuliah, menerima mata pelajaran, menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen dan harus memenuhi Gelar seperti yang diinginkan oleh Orang Tua yaitu “SARJANA” yang menjadi harapan semua Mahasiswa.
Namun apa yang terjadi dengan kawan-kawanku sekarang faktanya adalah 5 orang di D.O ( Drop Out ), dan 7 Orang di Skorsing dan Puluhan di Skorsing Percobaan. Anehnya apakah “ Skorsing percobaan” itu ada atau tidak ? Apakah ini yang disebut dengan Lembaga Pendidikan Ataukah Lembaga Peradilan??? Apakah ini yang disebut Lembaga pendidikan yang PULUHAN MAHASISWANYA diSkorsing dan D.O.


gedung fakultas ilmu kelautan dan perikanan (www.unhas.ac.id)


Dibilik Senat saya menulis, Lembaga Pendidikan adalah Lembaga yang menjalankan Amanah UUD 45 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, bukan mengadili anak bangsa. Aneh tapi nyata, inilah yang terjadi terhadap kondisi lembaga pendidikan hari ini yaitu mengadili tanpa ampun D.O ( Drop OUT ) dan Skorsing. wajah sesusungguhnya yang diperlihatkan oleh Lembaga Pendidikan hari ini.
Dibilik senat saya menulis…….oleh : Wanda

Sunday, 3 March 2013

PELATIHAN MENULIS BERSAMA “MAKASSAR NOL KILOMETER” part 1

Minggu sore yang senja dipelataran ruang tamu Kampung Buku (BTN CV Dewi). Dimulai pada pukul 16.00 WITA, beberapa mahasiswa ilmu kelautan UNHAS dengan tenang tapi santai sedang mengikuti pelatihan menulis bersama editor buku Makassar Nol Kilometer, Anwar Jimpe Rahman. Dengan suguhan kopi arabika dan suasana kekeluargaan menambah sikap antusias mahasiswa mendengarkan pemateri menjelaskan materinya. 


Kegiatan ini dilaksanakan pada hari minggu tanggal 3 maret 2013 yang diinisiasi oleh beberapa mahasiswa ilmu kelautan sendiri yang  sangat berkeinginan memahami cara penulisan yang baik dan benar. Dan sebagai orang yang berpengalaman dan yang lebih tau tentang penulisan, Jimpe sapaan akrabnya menjadi mediator dari pelatihan penuisan ini.

Melihat dari kondisi mahasiswa ilmu kelautan sendiri yang haus akan publikasi tulisan ilmiah, latihan ini sangatlah bermanfaat tentunya. Menulis menjadi sangat penting bagi mahasiswa ilmu kelautan, kerena nantinya akan dimanfaatkan untuk memublikasikan karya-karya ilmiah mereka, skripsi dan banyak manfaat lain didalamnya. 

Pelatihan ini dimulai dengan membahas tentang jurnalistik. “Jurnalistik merupakan dasar yang sangat perlu dipahami lebih dulu, dan setelah jurnalistik ini akan banyak metode-metode penulisan lain yang akan kita ulas dan perlu pemahaman lebih, kata Jimpe”. Tambahnya, jurnalistik menjadi sangat penting diawal pelatihan karena jurnalistik sangatlah menekankan kaedah-kaedah penulisan yang baik dan benar.

Berbicara jauh soal pelatihan ini, nantinya akan ada latihan meneliti terkait permasalahan masyarakat, dimana hasil penelitian masing-masing peserta ini akan disatukan untuk kemudian disajikan dalam sebuah buku.